Sabtu, 04 Januari 2014

Perjalanan Panca Pandawa untuk mencapai Surga




Setelah Sang Kresna wafat, Byasa menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai petapa. Sebelum meninggalakan kerajaan, Yudistira menyerahkan tahta kepada Parikesit (cucu Arjuna). Para Pandawa beserta Dropadi melakukan perjalanan terakhir mengelilingi Bharatawarsha menuju puncak Gunung Himalaya. Di kaki Gunung Himalaya, Yudhistira menemukan seekor anjing dan kemudian hewan tersebut menjadi pendamping perjalanan Pandawa yang setia. Saat mendaki puncak, satu persatu mulai dari Dropadi , Sahadewa, Nakula, Arjuna dan Bima meninggal dunia. Masing-masing dari mereka terseret oleh dosa yang pernah mereka perbuat. Hanya Yudhistira dan anjingnya yang berhasil mencapai puncak gunung, karena kesucian hatinya. Dewa indra, pemimpin masyarakat Khayangan, datang menjemput Yudhistira untuk diajak naik ke Suarga dengan kereta kencananya. Namun, Indra menolak anjing yang dibawa Yudhistira dengan alas an bahwa hewan tersebut tidak succi dan tidak layak untuk masuk Suarga. Indra menolak masuk Swargaloka apabila harus berpisah dengan anjingnya. Indra merasa heran karena Yudhistira tega meninggalkan saudara-saudaranya dan Dropadi tanpa mengadakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka, namun lebih memilih untuk tidak mau meninggalakan seekor anjing. Yudhistira menjawab bahwa bukan dirinya yang meninggalkan mereka, tetapi merekalah yang meninggalkan dirinya.
            Kesetiaan Yudhistira telah teruji. Anjingnya pun kembali ke wujud aslinya yaitu Dewa Dharma. Bersama-sama mereka naik ke Sorga menggunakan kereta Dewa Indra. Namun ternyata keempat Pandawa tidak ditemukan di sana. Yang ada justru Duryodana dan adik-adiknya yang selama hidup mengumbar angkara murka. Indra menjelaskan bahwa keempat Pandawa dan para pahlawan lainnya sedang menjalani penyiksaan di neraka. Yudhistira menyatakan siap masuk neraka menemani mereka. Namun, ketika terpampang keadaan neraka yang disertai suara menyayat hati dan dihiasi darah kental membuatnya ngeri. Saat tergoda untuk kabur dari neraka, Yudhistira berhasil menguasai diri. Terdengar suara saudara-saudaranya memanggil-manggil. Yudhistira memutuskan untuk tinggal di neraka. Ia merasa lebih baik hidup tersiksa bersama saudara-saudaranya yang baik hati daripada bergembira di Sorga namun ditemani oleh kerabat yang jahat. Tiba-tiba pemandangan berubah menjadi indah. Dewa Indra muncul dan berkata bahwa sekali lagi Yudhistira lulus ujian. Ia menyatakan bahwa sejak saat itu, Panca Pandawa dan para pahlawan lainnya dinyatakan sebagai penghuni Surga.




Hubungannya dengan moksa yang kita pelajari adalah:  
Moksa adalah salah satu Srada dalam ajaran Agama Hindu, yang merupakan tujuan tertinggi dari Umat Hindu. Kebahagiaan yang sejati akan tercapai oleh seseorang apabila ia telah dapat menyatukan jiwanya dengan Tuhan. Di dalam usaha untuk mencapai moksa sudah tentu ada hal-hal yang menghambat untuk mencapai tujuan tersebut. Seperti ujian-ujian yang dihadapi oleh para Panca Pandawa khususnya yang dialami oleh Yudhistira. Selain itu unsure awidya atau kegelapan jiwa akan memuncculkan perilaku yang bertentangan denagn ajaran dharma. Untuk menghindari diri dari jurang kesengsaraan atau kegelapan kita hendaknya selalu dapat introspeksi diri dengan menjalankan /melaksanakan ajaran Astangga Yoga. Sama halnya dengan perjalanan Panca Pandawa untuk mencapai Surga yang penuh dengan ujian, mereka lewati satu demi satu sampai akhirnya meninggal di dalam perjalanan, disebabkan oleh karma tidak baik yang mereka perbuatan semasa hidupnya. Hanya Yudhistira yang dapat melanjutkan perjalanan untuk mencapai Surga karena semasa hidupnya selalu mengamalkan ajaran Dharma. Namun karena karma baik mereka akhirnya dapat mencapai Surga. Jadi hanya dengan karma baik dan dengan melaksanakan ajaran Dharmalah seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar