Setelah Sang Kresna
wafat, Byasa menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan
hidup sebagai petapa. Sebelum meninggalakan kerajaan, Yudistira menyerahkan
tahta kepada Parikesit (cucu Arjuna). Para Pandawa beserta Dropadi melakukan
perjalanan terakhir mengelilingi Bharatawarsha menuju puncak Gunung Himalaya.
Di kaki Gunung Himalaya, Yudhistira menemukan seekor anjing dan kemudian hewan
tersebut menjadi pendamping perjalanan Pandawa yang setia. Saat mendaki puncak,
satu persatu mulai dari Dropadi , Sahadewa, Nakula, Arjuna dan Bima meninggal
dunia. Masing-masing dari mereka terseret oleh dosa yang pernah mereka perbuat.
Hanya Yudhistira dan anjingnya yang berhasil mencapai puncak gunung, karena
kesucian hatinya. Dewa indra, pemimpin masyarakat Khayangan, datang menjemput
Yudhistira untuk diajak naik ke Suarga dengan kereta kencananya. Namun, Indra
menolak anjing yang dibawa Yudhistira dengan alas an bahwa hewan tersebut tidak
succi dan tidak layak untuk masuk Suarga. Indra menolak masuk Swargaloka
apabila harus berpisah dengan anjingnya. Indra merasa heran karena Yudhistira
tega meninggalkan saudara-saudaranya dan Dropadi tanpa mengadakan upacara
pembakaran jenazah bagi mereka, namun lebih memilih untuk tidak mau
meninggalakan seekor anjing. Yudhistira menjawab bahwa bukan dirinya yang
meninggalkan mereka, tetapi merekalah yang meninggalkan dirinya.
Kesetiaan Yudhistira telah teruji. Anjingnya pun kembali
ke wujud aslinya yaitu Dewa Dharma. Bersama-sama mereka naik ke Sorga
menggunakan kereta Dewa Indra. Namun ternyata keempat Pandawa tidak ditemukan
di sana. Yang ada justru Duryodana dan adik-adiknya yang selama hidup mengumbar
angkara murka. Indra menjelaskan bahwa keempat Pandawa dan para pahlawan
lainnya sedang menjalani penyiksaan di neraka. Yudhistira menyatakan siap masuk
neraka menemani mereka. Namun, ketika terpampang keadaan neraka yang disertai
suara menyayat hati dan dihiasi darah kental membuatnya ngeri. Saat tergoda
untuk kabur dari neraka, Yudhistira berhasil menguasai diri. Terdengar suara
saudara-saudaranya memanggil-manggil. Yudhistira memutuskan untuk tinggal di
neraka. Ia merasa lebih baik hidup tersiksa bersama saudara-saudaranya yang
baik hati daripada bergembira di Sorga namun ditemani oleh kerabat yang jahat.
Tiba-tiba pemandangan berubah menjadi indah. Dewa Indra muncul dan berkata
bahwa sekali lagi Yudhistira lulus ujian. Ia menyatakan bahwa sejak saat itu,
Panca Pandawa dan para pahlawan lainnya dinyatakan sebagai penghuni Surga.
Hubungannya
dengan moksa yang kita pelajari adalah:
Moksa
adalah salah satu Srada dalam ajaran Agama Hindu, yang merupakan tujuan
tertinggi dari Umat Hindu. Kebahagiaan yang sejati akan tercapai oleh seseorang
apabila ia telah dapat menyatukan jiwanya dengan Tuhan. Di dalam usaha untuk
mencapai moksa sudah tentu ada hal-hal yang menghambat untuk mencapai tujuan
tersebut. Seperti ujian-ujian yang dihadapi oleh para Panca Pandawa khususnya
yang dialami oleh Yudhistira. Selain itu unsure awidya atau kegelapan jiwa akan
memuncculkan perilaku yang bertentangan denagn ajaran dharma. Untuk menghindari
diri dari jurang kesengsaraan atau kegelapan kita hendaknya selalu dapat
introspeksi diri dengan menjalankan /melaksanakan ajaran Astangga Yoga. Sama
halnya dengan perjalanan Panca Pandawa untuk mencapai Surga yang penuh dengan
ujian, mereka lewati satu demi satu sampai akhirnya meninggal di dalam
perjalanan, disebabkan oleh karma tidak baik yang mereka perbuatan semasa
hidupnya. Hanya Yudhistira yang dapat melanjutkan perjalanan untuk mencapai
Surga karena semasa hidupnya selalu mengamalkan ajaran Dharma. Namun karena
karma baik mereka akhirnya dapat mencapai Surga. Jadi hanya dengan karma baik
dan dengan melaksanakan ajaran Dharmalah seseorang dapat mencapai kebahagiaan
yang abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar