Dalam
bab 5 (lima) Bhagavad Gita akan dijelaskan tentang keagungan Bhagavad Gita
dalam Padma Purana karena dengan dijelaskan
kembali disini kita akan mengerti apa sebenarnya intisari yang akan kita baca
pada sloka pada bab 5 Bhagavad Gita. Dalam bab lima ini kita akan disuguhkan 29
bab yang akan membawa kita kea rah pencerahan. Sri Visnu berkata “ Kini Aku
akan menceritakan padamu keagungan tak terbatas dari bab ke-lima Bhagavad-gita.
Dengarkanlah baik-baik”.
Di negara bagian Madra terdapat
sebuah kota bernama Puru Kutsapura. Di sana tinggallah seorang Brahmana bernama
Pinggala. Semasa kecilnya ia diajarakan berbagai aktivitas ke-brahmana-an serta
belajar banyak tentang Veda, namun saat itu ia tidaklah tertarik dengan apa
yang diajarkan tersebut.
Ketika beranjak remaja ia
menghentikan semua kegiatan suci tersebut, berganti latihan memainkan alat
music, bernyanyi dan menari. Karena ia senang dan tekun dengan kegiatan barunya
ini akhirnya menjadi orang yang sangat terkenal di bidang seni music, tari dan
menyanyi, sehingga raja pun mengundangnya untuk tinggal di istana. Karena
kehidupan istana ia menjadi banyak sekali melakukan perbuatan dosa. Ia juga
mempunyai seorang istri bernama Aruna, karena suami berbuat dosa istrinya pun
berbuat dosa pula. Aruan membunuh Pinggala suaminya dan memenggal kepalanya
lalu menguburkanya di taman. Setelah mati Pinggala mendapatkan penderitaan di
neraka dalam waktu yang lama, setelah terlahir kembali mendapatkan badan seekor
burung pemakan bangkai.
Istri Pinggala yang suka bermain
lelaki akhirnya terkena penyakit dan mengalami kematian. Setelah mendapatkan
penderitaan juga di neraka ia terlahir kembali dan mendapat badan burung beo
betina. Mereka saling bertemu di
Mayapada dan burung pemakan bangkai membunuh burung beo karena tahu itu adalah
istrinya terdahulu. Burung beo itu jatuh ke dalam air yang berisi tengkorak.
Setelah itu pemburu melesatkan anak panah ke burung pemakan bangkai dan
akhirnya mati juga, bangkainya jatuh ke dalam air berisi tengkorak.
Datanglah kemudian utusan Yamaraja
yang membawa mereka ke tempat kematian. Saat itu mereka sangat ketakutan
mengingat kehidupan mereka sebelumnya. Berkatalah Yamaraja kepada mereka
berdua. “’Kalian kini bebas dari segala dosa dan pergilah ke Vaikuntha.”
Mendengar perkataan Yamaraja itu, Pinggala dan Aruna terkejut keheranan. Mereka
lantas bertanya, ‘Bagaimana mungkin dua orang penuh dosa dapat pergi ke
Vaikuntha?.”
Yamaraja menjawab, ‘Di tepi sungai
Gangga hiduplah penyembah Sri Visnu yang agung bernama Vata.’’ Ia sudah
terbebas dari keduniawian dan hawa nafsu. Sehari-harinya diisi dengan
melantunkan sloka-sloka indah bab ke-lima.
Karena sering melafalkan sloka-sloka bab ke-lima Bhagavad Gita tubuhnya pun
benar-benar dimurnikan. Hanya kalian jatuh ke dalam air tengkorak penyembah
itulah maka kalian dapat mencapai Vaikuntha. Inilah keagungan bab ke-lima dari
Bhagavad Gita. Setiap orang yang mendengar bab ke-5 dari Bhagavad Gita bahkan
mereka yang paling berdosapun akan mencapai Vaikuntha.
Dalam
bab-lima Bhagavad Gita ini dijelaskan tentang Samnyasa Yoga. Dari ajaran-ajaran
Bab V Bhagavad-gita ini dijelaskan
bahwa yang paling penting bagi kita ini adalah mengendalikan semua indra kita,
pikiran kita dan juga buddhi kita. Seseorang tanpa kendali tidak mungkin dapat
menghayati ajaran Bhagavat Gita atau pun mencapai Yang Maha Esa. Ia boleh saja
bermeditasi dengan aktif, boleh saja ia menguasai berbagai ajaran atau
teori-teori dan teknik-teknik spiritual, tetapi kalau belum berhasil
mengendalikan indra, keinginan, nafsu, pikiran dan buddhinya dengan baik maka
sia-sia saja upayanya, bahkan dapat merusak atau menyesatkan dirinya. Tanpa
penghayatan dan perbuatan nyata, maka sia-sia atau rusaklah orang semacam ini.
Teori saja tidak perlu dalam peningkatan spiritual, yang paling penting adalah
praktek atau usaha-usaha pengendalian hawa-nafsu kita secara sejati dan total,
karena semua pengetahuan spiritual ini akan menjadi mentah sifatnya tanpa
penghayatan yang tulus dan sejati, tanpa dedikasi dan disiplin yang penuh
dengan tekad yang kuat. Semua ini butuh waktu dan tak dapat dicapai dalam
sekejap mata, maka dari itu dibutuhkan kesabaran yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar