Sabtu, 04 Januari 2014

KARMA PHALA DAN PUNARBHAWA



I
PENDAHULUAN
            Ajaran PUNARBAWA yang pasti merupakan akibat dari hukum KARMA PHALA. Oleh karena itu, harus ada kelahiran lain untuk menikmati perbuatan yang tersisa. Kelahiran dan kematian terus berlanjut, sampai mencapai perbuatan yang kekal.
            Karma-karma yang baik membawa kepada kelahiran dalam suasana yang lebih tinggi, dan karma buruk ke suasana yang lebih rendah. Dengan kebajikan akan diperoleh kenaikan status yang lebih tinggi dan dengan kejahatan, akan turun ke tingkatan lebih rendah.
            Selama karma-karma yang baik atau yang buruk tidak dilepaskan, manusia tidak akan mencapai MOKSA atau pembebasakn akhir. Baik karma baik maupun karma buruk akan membelenggu erat sang jiwa dalam rantai besi atau rantai emas.
            Moksa tidak dapat dicapai selama pengetahuan tentang yang abadi tidak dicapai. Berikut ini akan dijelaskan tentang KARMA PHALA dan PHUNARBAWA.

II
 PENGERTIAN
A.     PENGERTIAN KARMA PHALA
Karma berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya berbuat atau bekerja (melakukan perbuatan) dan Phala yang artinya Hasil atau buah. Jadi karma Phala adalah Buah atau Hasil Perbuatan. Juga disebut dengan hukum karma atau hokum hasil perbuatan. Hukum karma phala itu sesungguhnya sejalan dengan hukum sebab akibat yaitu segala sebab pasti ada akibatnya. Demikian juga dengan hukum karma, setiap karma mempunyai phala. Dengan demikian hukum karma sering disebut dengan hokum karma phala.
B.     PENGERTIAN PHUNARBAWA
Phunarbawa sering juga disebut dengan reinkarnasi atau samsara. Phunarbawa berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dari kata Phunar dan Bhawa. Phunar berarti lagi, berulang-ulang, kembali dan Bhawa berarti lahir, menjadi atau menjelma. Jadi Phunarbawa berarti menjelma kembali atau kelahiran berulang-ulang.



III
 BAGIAN KARMA PHALA
BAGIAN-BAGIAN KARMA PHALA ADA 3 MACAM YAITU:
1.      Sancita Karma Phala
Yaitu hasil dari perbuatan seseorang dimasa lampau yang karena suatu hal belum habis dinikmati pada saat perbuatannyasehingga sisanya merupakan benih yang menentukan dan hasilnya mesti diterima dalam kehidupan berikutnya.
2.      Prarabda Karma Phala
Yaitu hasil perbuatan seseorang pada masa kehidupan yang sekarang dan hasilnya habis dinikmati sekrang juga tanpa ada tersisakan.
3.      Kriyamana Karma Phala
Yaitu hasil perbuatan seseorang yang belum sempat dinikmati pada masa perbuatannya sehingga perbuatannya harus dinikmati pada masa kehidupannya yang akan datang.
           
BENTUK-BENTUK KARMA PHALA.
1.      Karma dalam bentuk Pikiran.
2.      Karma dalam bentuk Ucapan.
3.      Karma dalam bentuk Perbuatan atau Tingkah laku.

IV
CONTOH BAGIAN KARMA PHALA
1.      Sancita Karma Phala.
Contoh: Dalam kehidupan ini seorang selalu berbuat jahat namun ia selalu mendapatkan kebaikan, mungkin saja ia masih menikmati buah karmanya yang terdahulu.
2.      Prarabda Karma Phala.
Contoh: Sekarang ia mencuri ketimun, tak lama kemudian mulutnya menjadi bengkak.
Sekarang dia memukul anjing hingga kaki anjing itu patah, tak lama kemudian dia mengendarai motor, kemudian tertabrak dan kakinyapun patah. 
3.      Kriyamana Karma Phala.
Contoh: Sekarang ia berbuat jahat namun dinikamati nanti dalam kehidupannya yang akan dating.



V
HUBUNGAN KARMA PHALA DENGAN PUNARBHAWA
            Sebagaimana disebutkan dalam Suba dan Asuba Karma itu adlah baik atau buruknya perbuatan. Sedangkan Karma Phala adalah hasil atau buah perbuatan, maka dapatlah dikatakan bahwa hubungan subha dan asubha karma dengan karma phala itu sangan erat sekali. Sebab setiap karma atau perbuatan pasti akan mendatangkan buah atau hasil. Apabila karma yang diperbuat baik maka buah atau karma/ karma phala yang diperoleh adalah kebaikan. Demikian pulu sebaiknya bila karma yang dibuat adalah karma buruk maka buah karma/karma phala yang diterima adlah keburukan.
            Sehingga dapat dikatakan bahwa bila seseorang selalu berbuat baik dalam kehidupan ini, setelah ia meninggal dunia dikatakan rohnya akan mendapatkan surga dan bila ia dilahirkan kembali dia akan lahir dari surge. Yang disebut dengan istilah Surga Syuta, yaitu anak yang lahir dari surge dan penuh dengan kebahagiaan. Sedangkan kalau sekarang berbuat buruk di dunia ini, setelah meninggal dunia rohnya akan disiksa di neraka dan apabila dia dilahirkan kembali ia akan lahir neraka yang disebut dengan istilah Neraka Syuta, yaitu anak yang lahir dari neraka dengan penuh kesengsaraan.
            Demikianlah hasil karma kejahatan/keburukan akan menghantarkan orang ke neraka seperti apa yang disebutkan dalam Bhagawadgita XVI-21 yang berbunyi:
            “Tvi vidam narakasyedam
            Dwaram nasanam atmanah,
            Kamah krodhas lobhas
            Tasmad etat trayam tyajet

Artinya :
            Tiga pintu gerbang Neraka jalan menuju
            Jurang kehancuran jiwa
            Ada Tiga, yaitu kama,krodha,dan lobha oleh karena itu, ketiganya harus ditinggalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar