I
PENDAHULUAN
Ajaran PUNARBAWA yang pasti
merupakan akibat dari hukum KARMA PHALA. Oleh karena itu, harus ada kelahiran
lain untuk menikmati perbuatan yang tersisa. Kelahiran dan kematian terus
berlanjut, sampai mencapai perbuatan yang kekal.
Karma-karma yang baik membawa kepada
kelahiran dalam suasana yang lebih tinggi, dan karma buruk ke suasana yang
lebih rendah. Dengan kebajikan akan diperoleh kenaikan status yang lebih tinggi
dan dengan kejahatan, akan turun ke tingkatan lebih rendah.
Selama karma-karma yang baik atau
yang buruk tidak dilepaskan, manusia tidak akan mencapai MOKSA atau pembebasakn
akhir. Baik karma baik maupun karma buruk akan membelenggu erat sang jiwa dalam
rantai besi atau rantai emas.
Moksa tidak dapat dicapai selama pengetahuan
tentang yang abadi tidak dicapai. Berikut ini akan dijelaskan tentang KARMA
PHALA dan PHUNARBAWA.
II
PENGERTIAN
A.
PENGERTIAN
KARMA PHALA
Karma
berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya berbuat atau bekerja (melakukan
perbuatan) dan Phala yang artinya Hasil atau buah. Jadi karma Phala adalah Buah
atau Hasil Perbuatan. Juga disebut dengan hukum karma atau hokum hasil
perbuatan. Hukum karma phala itu sesungguhnya sejalan dengan hukum sebab akibat
yaitu segala sebab pasti ada akibatnya. Demikian juga dengan hukum karma,
setiap karma mempunyai phala. Dengan demikian hukum karma sering disebut dengan
hokum karma phala.
B.
PENGERTIAN
PHUNARBAWA
Phunarbawa
sering juga disebut dengan reinkarnasi atau
samsara. Phunarbawa berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu dari kata Phunar dan Bhawa. Phunar berarti lagi,
berulang-ulang, kembali dan Bhawa berarti lahir, menjadi atau menjelma. Jadi
Phunarbawa berarti menjelma kembali atau kelahiran berulang-ulang.
III
BAGIAN KARMA PHALA
BAGIAN-BAGIAN
KARMA PHALA ADA 3 MACAM YAITU:
1. Sancita
Karma Phala
Yaitu
hasil dari perbuatan seseorang dimasa lampau yang karena suatu hal belum habis
dinikmati pada saat perbuatannyasehingga sisanya merupakan benih yang
menentukan dan hasilnya mesti diterima dalam kehidupan berikutnya.
2. Prarabda
Karma Phala
Yaitu
hasil perbuatan seseorang pada masa kehidupan yang sekarang dan hasilnya habis
dinikmati sekrang juga tanpa ada tersisakan.
3. Kriyamana
Karma Phala
Yaitu
hasil perbuatan seseorang yang belum sempat dinikmati pada masa perbuatannya
sehingga perbuatannya harus dinikmati pada masa kehidupannya yang akan datang.
BENTUK-BENTUK
KARMA PHALA.
1.
Karma
dalam bentuk Pikiran.
2.
Karma
dalam bentuk Ucapan.
3.
Karma
dalam bentuk Perbuatan atau Tingkah
laku.
IV
CONTOH
BAGIAN KARMA PHALA
1. Sancita
Karma Phala.
Contoh:
Dalam kehidupan ini seorang selalu berbuat jahat namun ia selalu mendapatkan
kebaikan, mungkin saja ia masih menikmati buah karmanya yang terdahulu.
2. Prarabda
Karma Phala.
Contoh:
Sekarang ia mencuri ketimun, tak lama kemudian mulutnya menjadi bengkak.
Sekarang dia memukul
anjing hingga kaki anjing itu patah, tak lama kemudian dia mengendarai motor,
kemudian tertabrak dan kakinyapun patah.
3. Kriyamana
Karma Phala.
Contoh:
Sekarang ia berbuat jahat namun dinikamati nanti dalam kehidupannya yang akan
dating.
V
HUBUNGAN
KARMA PHALA DENGAN PUNARBHAWA
Sebagaimana disebutkan dalam Suba
dan Asuba Karma itu adlah baik atau buruknya perbuatan. Sedangkan Karma Phala
adalah hasil atau buah perbuatan, maka dapatlah dikatakan bahwa hubungan subha
dan asubha karma dengan karma phala itu sangan erat sekali. Sebab setiap karma
atau perbuatan pasti akan mendatangkan buah atau hasil. Apabila karma yang
diperbuat baik maka buah atau karma/ karma phala yang diperoleh adalah
kebaikan. Demikian pulu sebaiknya bila karma yang dibuat adalah karma buruk
maka buah karma/karma phala yang diterima adlah keburukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa bila
seseorang selalu berbuat baik dalam kehidupan ini, setelah ia meninggal dunia
dikatakan rohnya akan mendapatkan surga dan bila ia dilahirkan kembali dia akan
lahir dari surge. Yang disebut dengan istilah Surga Syuta, yaitu anak yang lahir dari surge dan penuh dengan
kebahagiaan. Sedangkan kalau sekarang berbuat buruk di dunia ini, setelah
meninggal dunia rohnya akan disiksa di neraka dan apabila dia dilahirkan
kembali ia akan lahir neraka yang disebut dengan istilah Neraka Syuta, yaitu anak yang lahir dari neraka dengan penuh
kesengsaraan.
Demikianlah hasil karma
kejahatan/keburukan akan menghantarkan orang ke neraka seperti apa yang
disebutkan dalam Bhagawadgita XVI-21 yang berbunyi:
“Tvi vidam narakasyedam
Dwaram nasanam atmanah,
Kamah krodhas lobhas
Tasmad etat trayam tyajet
Artinya :
Tiga pintu gerbang Neraka jalan
menuju
Jurang kehancuran jiwa
Ada Tiga, yaitu kama,krodha,dan
lobha oleh karena itu, ketiganya harus ditinggalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar